RSS

Arsip Tag: tipu

Berbohong dalam Islam (Al-Taqiyya)

Memang kita akan menemukan ayat-ayat yang mengatakan berbohong atau berdusta itu dianggap tidak baik dalam Islam. Tetapi kita juga akan menemukan ayat-ayat yang menghalalkan bahkan menganjurkan untuk orang muslim berbohong. Yuk! Kita belajar berbohong ala Islam ^_^

Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. [QS. Al-Baqarah : 224-225]

Sumpah yang tidak dimaksud tidak apa-apa. Jadi lain kali seorang Muslim mereka bisa saja bersumpah tanpa dimaksud dan kemudian tidak menepati sumpah itu karena tidak dimaksud. Istilah populernya BOHONG.

Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). [QS. Al-Maaidah : 89]

Seorang Muslim bahkan bisa membatalkan dengan sengaja sumpah yang dimaksud hanya dengan membayar kaffarat saja. Berarti kita tidak bisa memegang omongan Muslim karena mereka bisa sewaktu-waktu berubah pikiran dan yang perlu mereka lakukan hanyalah membayar kaffarat walaupun itu tidak mengubah fakta bahwa mereka telah berbohong atau melanggar sumpah.

Jika kamu telah bersumpah, kemudian melihat sesuatu lain yang lebih baik dari sumpahmu, maka hendaklah kamu membayar kafarat sumpahmu lalu laksanakanlah sesuatu yang lebih baik itu. (Shahih Muslim No.3120)

Berbohong atau melanggar sumpah atau tidak memegang perkataan memang diajarkan, bahkan DIANJURKAN oleh Muhammad. Jika kita melihat sesuatu yang lebih baik dari sumpah kita, maka kita dianjurkan untuk membatalkan sumpah itu (berbohong, tidak memegang janji) dan melakukan hal lain itu yang dianggap lebih menguntungkan untuk diri sendiri. Sungguh tiada artinya sumpah dalam Islam, sewaktu-waktu bisa dibatalkan. Ini juga dicontohkan oleh Allah:

Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (2:106)

Ayat-ayat Allah saja bisa sewaktu-waktu dinasakhkan (dihapus) dan diganti dengan yang lebih baik. Mirip bukan dengan anjuran Muhammad untuk membatalkan sumpah dan mengganti dengan yang lebih baik? Sungguh aneh, apakah Allah mendadak mendapat “ide yang lebih” baik sehingga perlu menghapus ayat-ayatnya? Tidak ada bedanya Allah dengan manusia biasa. Rupanya perkataan Allah pun tidak bisa dipegang.

Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. (Qs 16:106)

Orang muslim boleh berbohong tentang keyakinannya jika dianggap membahayakan jiwa. Sungguh ajaran pendusta dan penakut. Lagi-lagi kita tidak bisa memegang omongan orang muslim, apalagi soal agamanya.

Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu). (Qs 3:28)

Orang-orang mukmin dilarang mengambil orang-orang kafir menjadi teman tetapi boleh berpura-pura bersahabat sebagai siasat untuk menjaga diri, supaya tidak membahayakan diri. Istilah populernya MUKA DUA (lihat gambar di atas).

Dari Ummu Kultsum RA ia berkata: ”Saya tidak pernah mendengar Rasulullah SAW memberi kelonggaran berdusta kecuali dalam tiga hal: [1] Orang yang berbicara dengan masud hendak mendamaikan, [2] orang yang berbicara bohong dalam peperangan dan [3] suami yang berbicara dengan istrinya serta istri yang berbicara dengan suaminya mengharapkan kebaikan dan keselamatan atau keharmonisan rumah tangga)”. (HR. Muslim)

Hendak mendamaikan:
Karena kesal, adik saya melempar batu ke kaca tetangga hingga pecah. Supaya damai antara adik saya dan dia, maka saya cukup bilang bukan adik saya yang melempar. Damai!

Dalam rumah tangga supaya harmonis:
Suami yang kencan dengan wanita yang bukan istrinya. Jika istri bertanya ke mana saja suaminya pergi, suami bisa menjawab habis meeting supaya rumah tangga tetap harmonis.

Dalam perang:
Dalam Islam, orang muslim dan orang kafir selalu dalam status berperang. Oleh karena itu, apapun boleh dikatakan kepada orang kafir, biarpun dusta, asal menguntungkan bagi Islam. Misal saja, orang muslim boleh berbohong tentang Islam untuk melindungi Islam atau untuk menjebak kafir masuk Islam. Misal dengan mengatakan bahwa berbohong dalam Islam tidak boleh padahal jelas-jelas boleh, bahkan dianjurkan (ajaran munafik). Misal dengan mengatakan bahwa Alquran bersifat ilmiah, padahal isinya amburadul tidak karuan dan banyak yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Lihat video seorang ulama mengajarkan berbohong:

Semua ini cocok dengan tuhannya Islam, yaitu Muhammad alias Allah, yang gemar menipu dan memang dengan bangga mengaku sebagai penipu ulung.

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-sebaik pembalas tipu daya penipu daya terbaik. (Qs 3:54)

Bahkan penerjemahan Alquran saja sudah melalui proses penipuan. Ayat ini yang dalam bahasa arabnya berbunyi:

ومكروا ومكر الله والله خير الماكرين

Transliterasi: Wamakaroo wamakara Allahu waAllahu khayru almakireena

Harafiah: Dan mereka menipu dan Allah menipu dan Allah (adalah yang) terbaik (dari) para penipu

Rupanya para penerjemah Alquran malu dengan Alquran yang menyebut Allah sebagai khayru al makireena (penipu ulung). Apakah muslim aman dari tipu daya Allah?

Maka apakah mereka merasa aman dari azab tipu daya (مكر makra) Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab tipu daya (مكر makra) Allah kecuali orang-orang yang merugi. (Qs 7:99)

Bahkan orang muslim sendiri tidak merasa aman dari tipu daya Allah. Ini terbukti dari perkataan Muhammad dan Abu Bakr yang tidak merasa aman dari tipu daya (makra) Allah:

Doa Muhammad agar tidak ditipu Allah:

Ya Rabbi belalah aku dan jangan membela lawanku, buatlah aku jadi pemenang, bukan pecundang, rancanglah pengelabuan (tipu-daya) bagiku dan rancanglah pengelabuan bukan melawan aku, [3551. Ibn Abbas]

Perkataan Abu Bakr yang dianggap saudara oleh Muhammad:

“Seandainya satu kaki saya berada di dalam surga dan yang satunya lagi berada di luarnya, berarti aku belum aman dan tipu daya Allah.” [Penerus Rasul oleh Khalid Muhammad Khalid, hal. 70]

Bohong itu indah. Islam itu indah. Allah itu pembohong.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 29, 2011 inci Tentang Islam

 

Tag: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,